Potensi
Energi Gelombang Laut di Indonesia
Indonesia merupakan Negara kepulanan yang memiliki
laut yang sangat luas dengan ombak yang sangat besar yang memiliki potensi
terpendam dan belum termanfaatkan, terutama dalam bidang energy. Luas perairan
Indonesia hampir 60% dari luas wilayahnya, tentu memiliki garis pantai yang
sangat panjang. Badan Informasi Geospasial (BIG) menyebutkan, total panjang
garis pantai Indonesia adalah 99.093 kilometer, hampir 100 kali panjang Pulau
Jawa Dengan garis pantai yang panjang tersebut, potensi energi ombak sangat
besar yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga gelombang.
Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987,
didapat banyak daerah-daerah pantai Indonesia yang berpotensi sebagai pembangkit
listrik bertenaga ombak yang lokasinya tersebar di sepanjang Pantai Selatan
Pulau Jawa, di atas Kepala Burung Irian Jaya, dan sebelah barat Pulau Sumatera
yang sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik.
Secara umum, potensi energi samudra yang dapat
menghasilkan listrik dapat dibagi kedalam 3 jenis potensi energi yaitu energi
pasang surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energy) dan energy
panas laut (ocean thermal energy). Kecepatan arus pasang-surut di perairan
pantai-pantai Indonesia umumnya kurang dari 1,5 m/detik, kecuali di selat-selat
diantara pulau-pulau Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Timur, kecepatan
signifikannya bisa mencapai 2,5 - 3,4 m/detik. Arus pasang-surut terkuat yang
tercatat di Indonesia adalah di Selat antara Pulau Taliabu dan Pulau Mangole di
Kepulauan Sulawesi, Propinsi Maluku Utara, mencapai kecepatan 5,0 m/detik,
namun durasinya hanya mencapai 2-3 jam per hari. Berbeda dengan energi gelombang
laut yang hanya terjadi pada kolom air di lapisan permukaan saja, arus laut
bisa terjadi sampai pada lapisan yang lebih dalam dan bahkan sampai ke dasar
laut. Kelebihan karakter fisik arus laut ini memberikan peluang yang lebih
optimal dalam pemanfaatan konversi energi kinetic menjadi energi listrik.
Road Map Penelitian dan Pengembangan Energi Arus Laut di Indonesia
Penelitian karakteristik arus laut yang telah
dilakukan oleh Puslitbang Geologi Kelautan (PPPGL) diawali pada tahun 2005
berkolaborasi dengan Program Studi Oceanografi ITB. Pengukuran arus laut
dilakukan menggunakan ADCP (Accoustic Doppler Current Profiler) di Selat Lombok
dan Selat Alas dalam kaitan dengan rencana penyiapan lokasi dan instalasi untuk
Turbin Kobold buatan Italia yang berkapasitas 300 kW di bawah koordinasi
Kementerian Riset dan Teknologi.
Tahun 2006 - 2010 telah dilaksanakan
penelitian karakteristik arus laut di berbagai selat di Nusa Tenggara Timur,
yaitu di Selat Lombok , Selat Alas, Selat Nusa Penida, Selat Flores, dan Selat
Pantar.
Prototipe turbin pertama telah dibangun secara
kemitraan bersama Kelompok Teknik T-Files ITB dan PT Dirgantara Indonesia,
dengan mengadopsi dan memodifikasi model turbin Gorlov skala kecil (0,8
kW/cel). Kelompok T-Files ITB adalah kelompok mahasiswa yang terdiri dari
berbagai latar belakang keilmuan yang secara langsung dibimbing oleh Prof.
Iskandar Alisyahbana (Alm), mengembangkan berbagai jenis pembangkit listrik
tenaga arus laut skala kecil. Salah satu prototipe perangkat pembangkit listrik
hasil rakitan perdana telah diuji-coba di kolam uji PPPGL Cirebon dan tahun
2008, dilanjutkan dengan uji lapangan tahun 2009 di Selat Nusa Penida sehingga
telah berhasil memperoleh "proven design" yang cocok untuk diterapkan
pada perairan yang berkarakteristik selat (arus pasang surut).
Prototipe dalam skala besar (> 80 kW)
direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2012-2014 oleh institusi terkait
lainnya yang berkewenangan (Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi
Energi, Puslitbangtek EBTKE, Kementerian Ristek, BPPT, dsb.) untuk
mengembangkan dan meningkatkan status skala prototipe menjadi skala pilot dan
skala komersial.
Diharapkan pada tahun 2025 energi listrik tenaga
arus laut yang dihasilkan dari berbagai pembangkit (PLTAL) akan menunjang
pencapaian proporsi 5% berbagai energi terbarukan dari sasaran kebijakan energi
25% bauran energi Indonesia, sesuai dengan visi bauran energi 25-25.
Road map penelitian karakteristik arus laut serta
estimasi daya listrik yang telah dilaksanakan oleh PPPGL sampai tahun 2010 di
perairan Nusa Tenggara, seperti yang ditunjukkan table dibawah ini.
No
|
Selat
Lombok
|
Selat
Nusa Penida
|
Selat
Larantuka
|
Selat
Pantar
|
Keterangan
|
1
|
1.8-2.4
m/det
|
0.5-3.2
m/det
|
1.5-3.4
m/det
|
1.5-3.1
m/det
|
Kecepatan
arus
|
2
|
15
m2
|
40
m2
|
40
m2
|
40
m2
|
Luas
Turbin
|
3
|
70-150
kW
|
200-400
kW
|
|
50-250
kW
|
Daya
LIstrik
|
4
|
Tahun
2006
|
Tahun
2007 & 2009
|
Tahun
2008
|
Tahun
2010
|
|